Studi kasus: Di
negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi
akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari
– hari. Mereka menafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong –
sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat
keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan
yang kurang tepat.
Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau
memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari
muka bumi ini untuk terciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal
kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut
adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk
kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.
Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging
pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau
melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun
mereka meninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati
syahid (mati di jalan Allah swt). Padahal kalau diamati justru perbuatan yang
mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa
orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat
mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan
orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan sebagainya.
Mereka juga tidak segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut
kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak.
Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.
Meskipun pimpinan gembong teroris sudah banyak yang tertangkap, tetapi
terorisme masih terus terjadi. Hal tersebut dikarenakan bahwa ajaran yang
mereka ajarkan masih belum mati dan terus berjalan sehingga siapa saja bisa
menerukan ajaran tersebut meskipun sang pemimpin telah tiada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar